Tokoh-Tokoh PI Di Belanda |
Tiga
tahun sebelum Sumpah Pemuda 1928, para pelajar Indonesia di Belanda menerbitkan
Manifesto 1925. Anak-anak muda yang bergelora! Dalam setelan jas Barat, dagu
mereka sedikit terangkat dengan pandangan mata tajam dan serius. Bukan
semata-mata kesombongan namun ini soal harga diri. Kesadaran bahwa mereka
bagian dari sebuah bangsa yang baru lahir. Selembar foto tua pertengahan
1920-an menggambarkan suasana itu. Gunawan Mangunkusumo, Moh. Hatta, Iwa
Kusumasumantri, Sastro Mulyono, dan Sartono adalah mereka yang memulai
Indonesia di usia yang sangat muda.
Adalah
PI (Perhimpunan Indonesia), salah satu kelompok organisasi pemuda yang turut
mewarnai sejarah pergerakan nasional Indonesia. Sejarah dan eksistensi PI
penting untuk dibicarakan. Tidak saja karena organisasi ini merupakan pelopor
gerakan radikalisme di kalangan pemuda dengan semboyan terkenal mereka
“Indonesia merdeka, Sekarang!” tetapi juga keberanian mereka mengubah konsepsi
Indonesia. Tidak lagi sebagai ikatan geografis maupun antropologis untuk
menyebut suatu wilayah kekuasaan Belanda yang terkenal dengan rempah-rempahnya.
Hindia Belanda atau yang kemudian berubah nama menjadi Indonesia, oleh PI,
telah diubah menjadi suatu konsepsi politik. Sayangnya, PI cenderung dilupakan
dari memori kolektif bangsa Indonesia.
Taufik
Abdullah mengungkapkan konsepsi manifesto politik cenderung dianggap sebagai
mitos bangsa. Kecenderungan, berbicara tentang pergerakan pemuda ataupun
nasionalisme serta persatuan dan kesatuan bangsa adalah berbicara tentang
tentang Sumpah Pemuda 1928. Sama sekali tidak menyinggung PI yang jelas-jelas
menjadikan “Indonesia” tidak lagi sebagai sebatas pengakuan fundamental –bangsa
itu sesungguhnya masih dalam pembentukkan- melainkan sudah menjadi realitas
nyata[1].
Ahmad Syafii Maarif mengungkapkan bahwa manifesto politiklah yang seharusnya
dijadikan sebagai penanda Kebangkitan Nasional Indonesia[2].
Menurut Sartono Kartodirdjo, asas-asas Perhimpunan
Indonesia yang disebut juga Manifesto Politik 1925 ialah fundamen dari Sumpah
Pemuda 1928. Dalam manifesto tersebut termuat (1) perjuangan memperoleh
kemerdekaan Indonesia; (2) pemerintahan yang dikelola oleh bangsa sendiri atas
pilihan sendiri; (3) kesatuan bangsa sebagai syarat utama perjuangan; dan (4)
menolak bantuan dari penjajah maupun pihak lain[3].
Pernyataan tersebut berbunyi sebagai berikut:
1.
Masa depan bangsa Indonesia hanya semata-mata yang dalam pembentukan struktur
pemerintahan sendiri dapat dipertanggungjawabkan oleh bangsa Indonesia
2.
Untuk mencapai cita-cita itu setiap orang menurut kemampuan serta memurut
kekuatan serta kecakapannya diusahakan tanpa bantuan pihak manapun
3.
Untuk mencapai tujuan bersama itu esmua unsur atau lapisan masyarakat perlu
bekerjasama seerat-eratnya.
Tidak bermaksud untuk
menggugat jalannya sejarah bangsa, tulisan ini hanya sekadar untuk mengingatkan
kembali mengenai PI utamanya menyangkut tentang manifesto politik 1925 dan
eksistensi perjuangan PI dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar