Senin, 24 Oktober 2022

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin (Koneksi Antar Materi )

Hubungan Filosofis KHD Dengan Patrap Triloka 

Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat (alias Ki Hadjar Dewantara) selaku pendiri organisasi pergerakan nasional Indonesia yaitu Taman Siswa. Konsep pendidikan ini digagas Suwardi Suryaningrat atas dasar kajiannya terhadap ilmu pendidikan (pedagogi) yang diperoleh dari tokoh pendidikan ternama mancanegara, yaitu Maria Montessori dari Italia dan Rabidranath Tagore dari India. Konsep ini menjadi prinsip dasar para guru dalam melakukan pendidikan di Taman Siswa. Terdapat tiga unsur penting dan terkenal dalam Patrap Triloka, yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulada (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱꦱꦸꦁꦠꦸꦭꦝ, "yang di depan memberi teladan"), (2) Ing madya mangun karsa (ꦲꦶꦁꦩꦢꦾꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ, "yang di tengah membangun kemauan"), (3) Tut wuri handayani (ꦠꦸꦠ꧀ꦮꦸꦫꦶꦲꦤ꧀ꦢꦪꦤꦶ" dari belakang mendukung").

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan erat dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Ing ngarso sung tulodo, berarti bahwa seorang pemimpin (guru) haruslah memberikan sauri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Guru harus selesai dengan dirinya sendiri yang kemudian ini terefleksikan dalam keteladanan setiap mengambil keputusan terhadap murid-murid dan orang-orang disekitarnya. Inilah prinsip pertama yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keteladanan menjadi sebuah hal yang penting karena akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan orang-orang yang dipimpinnya terhadap dirinya. Ing madya mangun karsa artinya guru (pemimpin) harus bisa bekerja sama dengan orang yang didiknya (murid). Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan terasa mudah atau ringan dan akan semakin mempererat hubungan antara guru dengan murid, namun tidak melanggar etika jalur pendidikan. Dengan menerapkan ing madya mangun karsa, guru diharapkan mampu menjadi rekan sekaligus sebagai pengganti orang tua murid, sehingga guru mampu mengetahui kebutuhan belajar murid. Salah satu kebutuhan belajar murid adalah keterampilan mengambil keputusan. Karena itu dengan ing madya mangun karsa guru dapat melakukan coaching terhadap para muridnya dalam mengambil keputusan termasuk keputusan yang mengandung unsur dilema etika yang dihadapi para murid. Dengan demikian potensi murid menjadi lebih berkembang sehingga mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat bagi dirinya. Tut wuri handayani yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk maju dan berkembang. Memberikan ilmu-ilmu dan bekal-bekal yang akan menambah wawasan dan kepintaran murid, guru tidak akan rugi. Inilah fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator, ia mampu mendorong kinerja murid untuk terus berkembang dan maju serta mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut diberi nama nilai kebajikan, di antaranya keadilan, tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih Sayang, rajin, komitmen, percaya Diri, kesabaran, dan masih banyak lagi. Mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita.

Sebagai Calon Guru Penggerak, tentunya ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai positif tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar. Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik. Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi sosial emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan berinteraksi sosial dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.

Kaitan antara kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam dalam pengujian pengambilan keputusan 

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini. TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.

Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini,

Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,

Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.

Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.TIRTA akronim dari :

: Tujuan

: Identifikasi

: Rencana aksi

TA: Tanggung jawab

Pengaruh kemampuan guru dalam mengelola sosial emosional terhadap pengambilan suatu keputusan dilema etika

Seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari sosial emosionalnya dalam mengambil suatu keputusan karena kondisi sosial emosional guru yang stabil dan baik akan memberi pengaruh pada hasil keputusan yang diambilnya.  Maka untuk menstabilkan sosial emosional guru dalam megambil suatu keputusan, seorang guru perlu  memiliki kompetensi kesadaran diri (self awareness), Pengelolaan diri ( self managemen), kesadaran soial (social awareness), dan keterampilan berhubungan sosial (realtionship skilis). Dengan kompetensi tersebut maka diharapkan guru akan mampu mengambil suatu keputusan dengan tepat.

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.

Pengambilan keputusan yang tepat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.


Kesulitan-kesulitan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika

Dalam kasus dilema etika, pada dasarnya apapun keputusan yang kita ambil dapat dibenarkan secara moral. Akan tetapi perlu memperhatikan prinsi-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan. Kita harus berfikir hasil akhir dari keputusan kita yang sesuai dengan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking), kita juga harus melihat peraturan yang mendasari keputusan yang kita ambil (berpikir berbasis peraturan-rule based thinking) serta kita harus menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sesuai dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking). Perubahan tidak dapat dibangun dalam waktu yang singkat. Paradigma yang sudah tertanam begitu lama di benak warga sekolah (kepala sekolah, guru, murid, wali murid dan masyarakat) dan telah menjadi budaya tentu akan menjadi sebuah tantangan dan sulit dihilangkan. Kasus dilema etika pun masih akan menjadi bagian dalam skenario di lingkungan sekolah. Jadi kita harus fokus pada proses dan langkah perubahan yang telah dibuat meskipun perjalanan masih panjang, seterjal apapun jalan yang dilalui dan sebesar apapun batu yang menghalangi akan ada celah meski hanya dari beberapa dukungan dan semangat.

Pengaruh pengambilan keputusan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid

"Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan transformasional, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?" (Nadiem Makarim, 2020). 

Petikan pidato Mendikbudristek di atas menegaskan bahwa tujuan akhir dari pembelajaran yang kita lakukan adalah merdeka belajar. Merdeka belajar berarti siswa bebas untuk mencapai kodrat alamnya (mengembangkan potensinya) tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Siswa juga dapat mencapai kebahagiaannya sesuai dengan potensi yang dia miiki. Maka keputusan yang kita ambil tidak boleh merampas kebahagiaan siswa dan juga merampas potensi yang dimiliki siswa. Dengan kata lain setiap keputusan yang diambil harus berpihak pada murid. Karena seyogianya seorang guru menghamba pada murid.


Keputusan pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik.

Kesimpulan Akhir

Guru sebagai pendidik yang peran utamanya adalah "menuntun" segala kodrat yang dimiliki oleh anak, baik kodrat alam maupun kodrat zamannya, agar anak meraih kemerdekaannya dalam belajar. Dibutuhkan nilai-nilai kebajikan  agar setiap keputusan yang diambil oleh guru merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita. Nilai-nilai kebajikan tersebut dapat berupa : keadilan, tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih Sayang, rajin, komitmen, percaya Diri, kesabaran, dan masih banyak lagi.

Selain itu, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial (CASEL). Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

Setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. Sebagai upaya pengambilan keputusan yang tepat, yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat dilakukan dengan bebrapa tahap berikut, yaitu :

  • Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang sesui dari suatu kasus
  • Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
  • Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika 
  • bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut





Kamis, 02 Juni 2022

Kesimpulan Dan Refleksi Pemikiran-Pemikiran Ki Hajar Dewantara

 



Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah memerdekakan manusia secara lahir dan batin. Merdeka berarti mampu berdiri sendiri, tidak bergantung orang lain dan dapat mengatur dirinya sendiri. Apa yang menjadi pemikiran Ki Hajar Dewantara seratus tahun yang lalu masih cukup relevan jika dihadapkan pada situasi kondisi pendidikan Indonesia saat ini. Konsep memerdekakan manusia secara lahir maupun batin juga tepat rasanya jika diterapkan di setiap sekolah termasuk sekolah dimana saya mengajar saat ini. 

(Sumber: wikipedia.org)

Ki Hajar menjelaskan bahwa mendidik anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Kodrat alam mengandung arti bahwa setiap anak sudah membawa kodrat sifat dan karakternya masing-masing. Sebagai Guru kita hanya mengarahkan dan membimbing agar anak tersebut selalu pada jalan baik dan tidak keluar dari relnya sehingga tercapailah apa yang dicita dan cintakan oleh masing-masing anak tersebut. 

Kodrat zaman artinya kita sebagai guru atau pendidik seyogyanya membekali anak pengetahuan dan ketrampilan sesuai zaman dimana anak tersebut tumbuh dan berkembang. Pengetahuan dan ketrampilan ini berguna agar anak tersebut mampu hidup, berkarya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan zamannya. Dalam konteks saat ini berarti anak kita bekali berbagai ketrampilan di abad 21, yang sering kita dengar dengan istilah 4C, yaitu ketrampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration).

Filosofi KHD mengenai asas Tri-Kon dapat dilambangkan sebagai sistem tata surya, di mana murid digambarkan sebagai planet yang mengorbit pada matahari (simbol nilai kemanusiaan) dalam garisnya masing-masing. Setiap planet berevolusi dengan kecepatan yang berbeda-beda, namun tak pernah berhenti bergerak (Syahril, 2018)

 Sebagai seorang Guru saya pribadi merasa masih jauh menjalani dari apa yang menjadi pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dengan menjalani proses Pendidikan Guru Penggerak, harapan saya dapat membekali diri pengetahuan dan wawasan filosofis Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, bagaimana mendidik anak dan membimbing anak menuju fase kehidupan mereka selanjutnya. 

Tak lupa, Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah menghormati dan memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati, seperti tiga istilah terkenal yang ditinggalkan oleh Ki Hajar itu sendiri yakni, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karsodan memberikan dorongan (tut wuri handayanidemi tumbuh dan berkembangnya anak. Menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan.

Demikian kesimpulan dan refleksi terkait dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan. Semoga bermanfaat


Rabu, 18 November 2020

 

K.H. MA’MUN NAWAWI

ULAMA PEJUANG DAN PENULIS DARI BEKASI

Oleh : Setiawan Arief. W, M.Pd

Guru Sejarah SMA Negeri 2 Cikarang Selatan

 

Kyai Haji Raden Ma’mun Nawawi atau yang akrab disapa “ Mamak” yang berarti orang yang dihormati oleh masyarakat, adalah seorang ulama yang berasal dari Cibogo, Kabupaten Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat. Raden Ma’mun Nawawi lahir pada hari kamis, Jumladil Akhir 1334 H/1915 M di Kampung Cibogo, Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Beliau merupakan anak sulung dari pasangan H. Anwar dan Hj. Siti Romlah. Asal Usul keluarga Nawawi berasal dari Dayeuh Pamingkis Jonggol kabupaten Bogor. Sebagai keluarga yang taat terhadap agama, H. Anwar mengajarkan dan mendidik ilmu agama kepada putranya sejak dini dengan penuh disiplin, sehingga menjelang remaja beliau menjadi pecinta ilmu serta taat beribadah yang memiliki pribadi yang kokoh dan berakhlakul karimah.

Pendidikan

Di tahun 1928, Nawawi muda lulus Sekolah Rakyat di usia 13 tahun. Selama dua tahun beliau membantu ayahnya berdagang dan belum melanjutkan pendidikannya kembali.

Selama masa pesantren di Sampur Plered, beliau merupakan murid yang terpandai dibanding dengan santri yang lain. Beliau juga menimba ilmu kepada Syekh Guru Mansur di Jembatan Lima Jakarta, mempelajari ilmu falaq. Hanya dalam rentang waktu 40 hari beliau sudah bisa menguasai ilmu ini. Kitab-kitab yang dipelajari selama di pesantren adalah tafsir, alfiyah, mantiq, fiqih, lughat dan kitab-kitab lainnya.

Setelah pulang mondok di Sempur, Plered, Purwakarta, beliau pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah Haji dan belajar disana. Beliau belajar di Makkah selama dua tahun. Di Makkah pecinta habib ini mengaji dan mempelajari ilmu hadits dan tafsir. Guru-gurunya di Makkah yakni Syekh Khalifah Nabwah, Sayid Alwie bin Abbas al-Maliki, Syekh Ibrahim bin Muhammad al-Fathoni, dan lain-lainnya yang tidak dapat disebut secara terperinci. Dengan kesungguhan hati dan keinginan yang besar beliau mendapatkan banyak ilmu selama berada di Makkah.

Menurut Encep S yang dikutip Bahar Maksum (2018), pada tahun 1941 K.H. Ma’mun Nawawi kembali ke Jawa, dan melanjutkan belajar ilmu agama kepada para ulama Jawa. Pada tahun 1942, beliau berangkat ke Jombang Tebu Ireng, berguru kepada Syekh Hasyim Asy’ari. Beliau tidak pernah puas terhadap apa yang beliau peroleh dari pesantrennya itu. Dalam hal menuntut ilmu beliau bagaikan seorang pengembara yang sedang kehausan mencari air. Beliau berkelana ke setiap pesantren besar yang beliau singgah, terutama di pulau Jawa.

Mendirikan Pesantren Al-Baqiyatussholihat

Setelah dianggap bisa dan memadai beradaptasi untuk mengembangkan dakwah Islamiyah, Raden Ma’mun Nawawi diminta oleh ayahnya, KH. Raden Anwar untuk kembali ke kampung halamannya di Cibogo, Cibarusah, untuk mendirikan pesantren, maka berdirilah Pesantren Al-Baqiyatussholihat pada tahun 1938. Seluruh santri di Pesantren Pandeglang ikut gabung ke Pesantren Al-Baqiyatussholihat ini.

Pada masa keemasannya, pesantren ini pernah menampung sekitar 1000 santri dalam satu angkatan. Bahkan, pesantren ini sempat terkenal sebagai Pesantren Ilmu Falak (Hisab). Ketika berbicara masalah pesantren ini, maka yang muncul adalah Pesantren Ilmu Falak. Karena itu, ketika pemerintah Bekasi, Bogor, Jakarta dan sekitarnya membutuhkan masalah perhitungan falakiyah, selalu merujuk ke pesantren ini. Sekarang masalah falakiyah juga masih diajarkan di sini. Pesantren yang beliau dirikan ini adalah pesantren tertua yang ada di daerah ini.

Peninggalan Dan Karya Tulisan

K.H. Ma’mun Nawawi juga meninggalkan karya fisik yang hingga saat ini masih bisa kita pelajari. Peninggalan yang berupa karya fisik yaitu, Pesantren Al-Baqiyatussholihat, Asrama Pesantren, Masjid Jami Al-Baqiyatussholihat, Yayasan Pendidikan Agama Islam Al-Baqiyatussholihat, Madrasah Tsanawiyah yang didirikan pada tahun 1969, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Aliyah yang semuanya diberi nama Al-Baqiyatussholihat, kalender almanak, kitab-kitab yang diterbitkan oleh Arafat di Pasar Baru Bogor.

Ada 21 kitab yang sudah diterbitkan sejak tahun 1948 sampai sekarang dan masih dicetak untuk didistribusikan ke pesantren-pesantren yang ada di Jawa, diantaranya adalah Qolaidul Juman Fi Aqaidul Iman, Manasiq H. wal Umrah, Bahjatul Wuduh Fi Hadits Awfatil Fuluh, I’ anah Rafiq fi Tarjamah, Tadwirul Qulud, Taysirul Awam, Tuhfatul At Fal, Manaqib Syekh Abdul Qadir, Fiqh (dua jilid), Maulid Nabi (empat jilid), Parakunan Pashalatan, Al-Atiyatul Haniyah, At-Taisir Ilmu Falaq (Empat Jilid), dan Hushuli Rojai.

Karya non fisiknya yang berbentuk kebudayaan atau tradisi yang saat ini masih terus dilaksanakan masyarakat Cibogo ialah Perayaan Rebo akhir Bulan Safar. Tradisi ini mengandung makna sedekah menolak bala.

Sebagai pengarang kitab yang produktif, beliau memiliki kemampuan yang sangat menonjol dalam bidang ilmu falaq yang dipelajarinya selama 40 hari hingga matanya berdarah karena terus dipaksakannya untuk belajar. Ilmu falaq merupakan ilmu penghitungan untuk menentukan awal Ramadhan atau Hari Raya. Ilmu falaq yang dimilikinya ini di teruskan kepada murid-muridnya. Salah satu keturunannya yang memiliki kemampuan yang sama dengannya dalam ilmu falaq adalah anaknya yaitu K.H. Encep Syahroni Nawawi.

Ulama Pejuang

Selain menyebarkan ajaran Islam, beliau mempunyai andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bersama dengan masyarakat setempat melibatkan diri menjadi penasihat spiritual Laskar Hizbullah. Pada masa perang kemerdekaan beliau juga mengadakan pelatihan militer santri Hizbullah di Cibarusah yang kemudian dikirim ke Bekasi untuk menghadapi tentara sekutu secara frontal di bawah komandan yang juga teman seperjuangan terkenal sebagai macan dari Bekasi yaitu K.H. Noer Alie seorang pahlawan nasional.

Pemimpin perjuangan yang berlatih di camp Cibarusah saat itu, dimulai pelatihan perang pertama pada 28 Februari 1945, dipimpin beberapa tokoh seperti K.H. Wahid Hasyim, yang mewakili ayahnya, Hadratus Syeikh K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Zainul Arifin, bersama sekitar 500 pemimpin Laskar Hizbullah Sabilillah, juga diantaranya ulama Bekasi K.H. Noer Alie dan K.H. Ma’mun Nawawi, pengasuh Pesantren Al-Baqiyatussolihat Cibogo, Cibarusah, Bekasi. Usai pelatihan perang tersebut, 500 kader kembali ke desa-desa dan memberikan latihan kepada para pemuda sehingga pada saat Jepang menyerah, anggota Hizbullah berjumlah 50.000 orang.

Wafat

K.H. Ma’mun Nawawi wafat pada malam Jum’at 26 Muharram 1395 H Pukul 01.15 WIB yang bertepatan dengan tanggal 7 Februari 1975 M di Cibogo, Cibarusah dalam usia 63 tahun (1912-1975 M). Dari perkawinannya dengan Nyi Junah, ia mendapatkan 6 orang putra, yaitu Muhaimin, Muhammad Jajuli, Zainal Mutaqin, Abdul Mu’ min, Abdul Rahim dan Abdul Halim. Pondok pesantrennya saat ini diteruskan oleh salah satu putranya, K.H. Jamaluddin Nawawi.

Nilai-Nilai Keteladanan K.H. Ma’mun Nawawi

Apa yang telah dilakukan K.H. Ma’mun Nawawi semasa hidupnya berangkat dari lurusnya niat dan kebulatan tekad pengabdian pada bangsa, menjadi teladan bagi masyarakat zaman itu. Belum lagi jika melihat karakter pribadinya yang menarik. K.H. Ma’mun Nawawi bukanlah tipikal ulama atau ajengan yang ingin eksis di kancah politik. Beliau memposisikan dirinya pada jalur seorang pendidik, cendekiawan dan “pengatur strategi” dalam setiap pergerakan. Beliau merupakan seorang ahli Ilmu Falak dan Astronomi Islam. Sangat jarang ulama/ajengan yang memiliki tingkat produktivitas tinggi dalam menulis. Kebanyakan memainkan peran sebagai pendakwah yang bertutur lisan dan sedikit mengabadikan dalam karya tulisan.

Tidak terlintas sedikitpun di dalam diri K.H. Ma’mun Nawawi di dalam hidupnya memiliki keinginan menjadi pahlawan nasional. Sehingga tidak heran, jika nama beliau nyaris tidak tercatat dalam buku sejarah Bekasi ataupun nasional. Meski demikian, rekam jejak perjuangan dan karya beliaulah yang tetap menjadikan namanya abadi hingga kini. Justru nama beliau malah terkenal di kalangan ulama/ajengan di Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten. Bahkan K.H. Ma’mun Nawawi menjadi rujukan ulama-ulama lain, khususnya dalam bidang Ilmu Falak. Emas tetap akan menjadi emas, meski terkubur dalam lumpur sekalipun.

Saat penetapan Hari Santri Nasional pertama pada tahun 2015 lalu, Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat yang didirikan beliau, menjadi tujuan Kirab Hari Santri Nasional. Pada kesempatan itu, Tim Kirab Nasional yang digawangi PBNU menetapkan K.H Ma’mun Nawawi sebagai pejuang kemerdekaan dan pesantrennya ditetapkan menjadi situs sejarah nasional Pelatihan Laskar Hizbullah Sabilillah.

Rekam jejak perjuangan beliau terhadap agama dan tanah air, akhirnya terdokumentasi. Profil serta kisah perjuangan beliau diabadikan bersama ulama-ulama lainnya dalam buku yang resmi dirilis Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi. Pada buku setebal 279 halaman, MUI mengisahkan sembilan tokoh pejuang yang berjasa tidak hanya di wilayah Bekasi namun juga di tingkat nasional. "Buku ini diprakarsai MUI agar kita semua mengenali jejak hayat para pejuang pendahulu kita, memahami alam pikirannya, dan menarik ilham dari keteladanan mereka," kata Ketua MUI Kabupaten Bekasi, Nurul Anwar. (Pikiran Rakyat, 12 Januari 2018).

Jika tidak memiliki peran besar, tidaklah K.H. Ma’mun Nawawi mendapatkan penghormatan sebesar itu. Ini sebuah pengakuan dan peneguhan dari “kalangan luar” yang sangat pasti terhadap ketokohan K.H Ma’mun Nawawi. Dari sosok K.H. Ma’mun Nawawi, kita bisa belajar sejarah, mengambil nilai kebaikan dan pembelajaran untuk masa depan. Terutama para generasi milenial, dapat terus membumikan spirit ulama dan tokoh perjuangan, termasuk spirit perjuangan K.H. Ma’mun Nawawi. Cinta tanah air, rela berkorban, dan keikhlasan berjuang memajukan masyarakat merupakan nilai-nilai keteladanan yang patut ditiru dari K.H. Ma’mun Nawawi. Nilai-nilai itulah yang diperlukan untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.

Ancaman yang merusak tatanan bangsa ini bukan lagi penjajahan secara fisik. Tantangan terbesar di era milenial adalah ancaman serangan mental dan ideologi yang merusak perdamaian bangsa. Tantangan di era milenial yang padat teknologi digital saat ini juga semakin kompleks.

Narasi-narasi negatif mudah memecah belah persatuan bangsa. Setiap hari masyarakat disuguhi dengan konten yang tidak mendidik dan mudah menghasut. Dalam konteks itu, butuh figur-figur panutan, khususnya bagi kaum milenial agar dapat mendarmabaktikan tenaga dan pikirannya untuk melawan penjajahan narasi yang mencoba meruntuhkan NKRI. Perang narasi di dunia maya menjadi tantangan kekinian bagi para generasil milenial.

Sebagai catatan penutup, dalam kaitannya dengan H2C Hello Hero Challenge yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, seyogyanya perlu mengangkat tokoh-tokoh lokal sebagai figur teladan bagi anak muda atau kaum milenial di daerahnya masing-masing atau bahkan nasioanl, demi terjaganya perdamaian dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

DAFTAR PUSTAKA

A.           Sopandi & Ahmad Jaelani. 2018. Peranan K.H. Ma’mun Nawawi Dan Laskar Hizbullah Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Disparbudpora Kabupaten Bekasi.

 

Bahar, Maksum, dkk. 2018. Ulama Pejuang Kabupaten Bekasi. Penerbit: MUI Kabupaten Bekasi.


Tim Bidang Kearsipan Dinas Kearsipan & Perpustakaan Bersama Tim MGMP Sejarah SMA Kabupaten Bekasi. 2018. Rekonstruksi Arsip Menjadi Media Informasi. Penerbit: Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Kabupaten Bekasi.

 

Andryandy, Tommy. 2018. MUI Rilis Dokumentasi 9 Ulama Pejuang Bekasi. https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/01/12/mui-rilis-dokumentasi-9-ulama-pejuang-bekasi-417760. Diakses pada 04 Nopember 2020 pukul 14.12 WIB. 

(https://www.nubekasi.id/2018/11/mengenal-mama-cibogo-cibarusah-pejuang-kemerdekaan-dari-bekasi-.html. Diakses pada 10 Nopember 2020 Pukul. 14.34 WIB


#H2C-Hello Hero Challenge

#HelloHeroChallenge_KaryaTulis

#sahabatikomdik


Selasa, 07 April 2020

Materi Sejarah Kegiatan Belajar Mengajar Jarak Jauh Kelas XII SMAN 2 Cikarang Selatan

SEJARAH VIRUS CORONA

Sumber : Merdeka.com 23 Maret 2020
Sumber : Merdeka.com/23 Maret 2020

Dilihat dari sejarahnya, virus corona pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab flu biasa pada tahun 1960. Hingga sampai tahun 2002, virus itu belum dianggap fatal. Tetapi, pasca adanya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di China, para pakar mulai berfokus pada penyebab dan menemukan hasil apabila wabah ini diakibatkan oleh bentuk baru corona. Pada tahun 2012, terjadi pula wabah yang mirip yakni Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur Tengah. Dari kedua peristiwa itulah diketahui bahwa corona bukan virus yang stabil serta mampu berdaptasi menjadi lebih ganas, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sejak itulah, penelitian terhadap corona semakin berkembang. Munculnya jenis baru corona Prof Soewarno yang juga Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga tersebut berpendapat bahwa virus corona jenis baru atau Novel Corona Virus ( 2019-nCoV ) yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan sebuah hal baru, melainkan hasil dari mutasi. Virus itu serupa dengan corona yang menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov. "Sebenarnya virus corona sudah ditemukan sejak lama, baik pada manusia maupun hewan. Contohnya unggas, kalkun, babi, tikus, kucing, dan anjing yang masing-masing ada sendiri. Begitu juga manusia," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Unair. Sementara ini, terdapat tujuh jenis virus corona yang ditemukan sejak tahun 1960 hingga tahun 2019 kemarin dengan nama Novel Corona Virus.
Virus corona sendiri terbagi menjadi empat jenis genus, yakni:
Alpha coronavirus
Beta coronavirus
Gamma coronavirus
Delta coronavirus
Namun, virus corona yang menyerang manusia hanya berasal dari genus alpha dan genus beta (paling berbahaya). Sementara virus corona yang menyerang hewan adalah genus delta serta genus gamma.

Tujuh jenis virus
korona 4 virus corona yang menulari manusia:
HCoV-229E (alpha coronavirus)
HCoV-NL63 (alpha coronavirus)
HCoV-OC43 (beta coronavirus)
HCoV-HKU1 (beta coronavirus)
3 virus corona yang menginfeksi hewan merupakan genus beta pasca berevolusi dalam bentuk baru, yakni:
SARS-Cov
MERS-Cov
2019-ncov
"Secara struktur, ketiga virus corona jenis baru itu, memiliki persamaan dari segi struktur maupun morfologi. Tetapi berbeda secara genetik dan host. Selain itu, karena mampu menginfeksi manusia, maka virus ini dikategorikan sebagai zoonosis," kata Prof. Soewarno. Tak hanya itu saja, virus corona juga mempunyai sejumlah karakteristik. Yakni, bersifat Single-stranded RNA sehingga mudah untuk mengalami mutasi. Selanjutnya, terdapat empat macam protein yang berperan penting di dalamnya, antara lain:
protein spike
protein matrix
protein envelope
nucleoprotein
Dari keempatnya, protein spike merupakan jenis yang paling sering melakukan mutasi karena memiliki peran sebagai reseptor yang menempel di host. "Dulunya, virus corona ini tergolong host-spesific. Artinya, hanya bisa menginfeksi antar binatang atau antar manusia saja. Tetapi dengan adanya proses mutasi, memungkinkan untuk menginfeksi makhluk hidup lain. Selain itu, corona juga bisa mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungan, host, waktu, serta perubahan sifat RNA-nya," jelasnya.



Penyebaran novel corona virus
Dari sejumlah pemberitaan yang beredar, penyebaran 2019-nCoV, diduga memiliki keterkaitan dengan aktivitas sejumlah masyarakat dalam mengonsumsi satwa liar seperti tikus, kelelawar, curut, karnivora, dan primata. Meskipun masih terdapat polemik mengenai perihal penyebab pasti dari 2019-nCoV, baik pakar maupun otoritas kesehatan terus bergerak untuk melakukan penelitian lanjutan maupun penanganan terkait virus ini. "Berbeda dengan virus corona yang beredar sebelumnya, dimana SARS-Cov berasal dari kelelawar, sementara MERS-Cov ditularkan oleh unta. Sejauh ini, diperoleh kesimpulan apabila 2019-ncov, mengalami mutasi pada kelelawar, lalu berlanjut ke ular, dan berakhir masuk ke manusia. Karena itu, masyarakat disarankan untuk menghindari konsumsi satwa liar," ujar Prof. Soewarno Dia mencontohkan pada hewan kelelawar. Menurutnya, terdapat tiga jenis kelelawar, yakni kelelawar pemakan serangga, kelelawar penghisap darah, dan kelelawar pemakan buah. Ketiga jenis kelelawar tersebut sama-sama bertindak sebagai vektor virus atau perantara penyakit sehingga tak disarankan untuk dikonsumsi manusia. "Selain itu, kelelawar juga dapat membawa virus dari beberapa jenis, seperti halnya lyssavirus, coronavirus, adenivirus, dan paramyxovirus, yang ditularkan melalui gigitan atau air liur. Jika hal itu terjadi, maka akan berbahaya bagi manusia," katanya.
(Artikel diambil dari : http://gg.gg/Covid19_History)


PETUNJUK PENUGASAN SISWA :
  1. Buatlah infografis dari artikel di atas, baik secara digital  maupun buatan tangan (pilih salah satu).
  2. Hasil pekerjaan dikumpulkan atau diunggah melalui Google Classroom.
  3. Kode Classroom :
  • XII IPS 1 : atzedk7
  • XII IPS 2 : ecomed2
  • XII MIPA 1 : 4ibvllb
  • XII MIPA 2 : ikpohju
  • XII MIPA 3 : n5avmrw
  • XII MIPA 4 : ezragss
  • XII MIPA 5 : itdqybe
  • XII MIPA 6 : 76giva2


Minggu, 22 Maret 2020

*Assalammualaikum wr wb* 

Yth. Bapak dan Ibu yang berbahagia

Di Tempat

Berkaitan dengan " _Force Majeur_" Pandemik Covid-19 yang saat ini mewabah secara global di 170 negara (Sumber WHO, _updated_ 22 Maret 2020), maka semua negara, termasuk Indonesia mengadakan upaya mitigasi dan adaptasi untuk meminimalisir dampak bencana ini. 

Dalam bidang pendidikan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikannya sangat sigap mengambil kebijakan belajar dirumah untuk para siswa/i di Jawa Barat mulai tanggal 16 s.d 29 Maret 2020. Dalam situasi ini, kemampuan guru untuk menyelenggarakan pembelajaran daring sangat diperlukan. Untuk itu, *UPTD Tikomdik Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat* bekerja sama dengan *SEAMEO Qitep in Science (SEAQIS)* menyelenggarakan pelatihan *Virtual Coordinator Batch 6 untuk wilayah Jawa Barat.*

Pendaftaran pelatihan VC akan dibuka mulai tanggal *22 s.d 29 Maret 2020* dan dapat diakses melalui link :

*http://bit.ly/WebAppJabar*

NB : _Materi dan alur pelatihan dapat Bapak/Ibu akses infonya melalui flyer kegiatan ini._

Mari berkontribusi aktif menjadi solusi yang efektif untuk menangkal dampak pandemik Covid-19 di Jawa Barat dengan menjadi bagian dari *Keluarga Besar Virtual Coordinator Jawa Barat.*

Terima kasih atas perhatiannya 🙂🙏🏻

Salam Hormat,

*Penyelenggara VCT Batch 6 Jawa Barat :*
- UPTD Tikomdik Disdik Jabar
- SEAQIS
- Tim Panitia VC Jabar

Sabtu, 21 Maret 2020

Materi Sejarah Peminatan KBM Jarak Jauh Kelas XI IPS

Petunjuk penggunaan :
1.  Siswa membuka E-Modul di laman http://bit.ly/3a4TmAS, pastikan halaman awal seperti gambar di samping.
2. Siswa membaca petunjuk penggunaan E-Modul
3. Siswa melakukan literasi dari topik 1 s/d 6 yang terdapat di dalam E-Modul
4. Siswa mengerjakan kuis atau latihan via google form yang terdapat dalam topik 1 s/d 6

Selamat Mencoba !

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin (Koneksi Antar Materi )

Hubungan Filosofis KHD Dengan Patrap Triloka  Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat (alias K...